Selasa, Juni 17, 2008

Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujun pendidikan nasional , yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan itu dapat tercapai hanya dengan pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah membuat berbagai kebijakan ke arah itu. Salah satu di antaranya adalah mengembangkan sistem penidikan terbuka dan jarak jauh (UU N0. 2 Tahun 1989).
Mengingat kondisi geografis serta pertumbuhan dan persebaran penduduk yang tidak merata, sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh merupakan alternatif dalam menjawab tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh juga menjadi pilihan dalam menjawab tantangan global, terutama dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan daya saing pada tingkat global. Dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, memungkinkan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu bentuk inovasi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah: Bagaimana peranan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam mendukung program pemerataan pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Menjelaskan peranan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam rangka mendukung program pemerataan pendidikan di Indonesia
2. Menjelaskan perkembangan pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian-Pengertian
Pendidikan terbuka yaitu pendidikan sepanjang hayat yang berorientasikan pada kepentingan, kondisi dan karakteristik peserta didik/warga belajar, dan dengan berbagai pola belajar dengan menggunakan aneka sumber belajar. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan terbuka dengan program belajar yang terstruktur relatif ketat dan pola pembelajaran yang berlangsung tanpa tatap muka atau keterpisahan antara pendidik dengan peserta didik/warga belajar (Miarso, 2005). Pendidikan terbuka merupakan istilah umum, sedangkan pendidikan jarak jauh bersifat lebih spesifik. Semua pendidikan jarak jauh adalah pendidikan terbuka dan tidak semua pendidikan terbuka adalah pendidikan jarak jauh.

Pendidikan sepanjang hayat yaitu setiap manusia mulai dari kandungan hingga liang lahat berhak untuk memperoleh apa yang ia perlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat (Miarso, 2005). Pengakuan hasil belajar sepanjang hayat tidak didasarkan pada ijazah/diploma/sertifikat, melainkan didasarkan oleh pengakuan masyarakat atas kinerja peserta didik/warga belajar.
Sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh berusaha memberdayakan peserta didik/warga belajar yang berorientasi pada kepentingan, kondisi, dan karakteristik mereka, diselenggarakan dengan berbagai pola pilihan kegiatan belajar-mengajar, serta dengan digunakannya berbagai sumber belajar. Kepentingan peserta didik/warga belajar adalah hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang bersifat normatif, komparatif, dan prospektif. Kondisi dan karakteristik peserta didik/warga belajar adalah keadaan pribadi dan lingkungnan yang menunjukkan kemampuan, hambatan, dan peluang yang berbeda-beda (Miarso, 2005).
B. Prinsip Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
Menurut Miarso (2005), prinsip pendidikan terbuka dan jarak jauh meliputi enam prinsip, yaitu:
1. Prinsip kemandirian, yaitu diwujudkan dengan adanya kurikulum/program pendidikan yang memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri, belajar perorangan, ataupun belajar kelompok sebaya, dengan sesedikit mungkin bantuan dari guru atau tenaga kependidikan lainnya.
2. Prinsip keluwesan, yaitu diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik/warga belajar untuk memulai, mengakses sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian atau kemajuan belajar, dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan batasan waktu dan tahun ajaran. Termasuk dalam prinsip keluwesan ini adalah dimungkinkannya pindah jalur pendidikan formal – nonformal.
3. Prinsip keterkinian, diwujudkan dengan ketersedian program pembelajaran dan sumber belajar pada saat diperlukan. Tersedianya komunikasi dan informasi sangat mendukung prinsip ini.
4. Prinsip kesesuaian diwujudkan dengan adanya program belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kamajuan masyarakat. Kesesuaian ini berarti pula sesuai dengan keinginan, minat, kemampuan, dan pengalaman peserta didik/warga belajar yang telah ada sebelumnya.
5. Prinsip mobilitas diwujudkan dengan adanya kesempatan untuk berpindah lokasi, jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang setara atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah memenuhi syarat kompetensi yang diperlukan.
6. Prinsip efisiensi diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia setempat dengan seoptimal mungkin. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan.
C. Perkembangan Pendidikan Terbuka dan Jarak jauh di Indonesia
Bentuk pendidikan terbuka tertua yang sampai sekarang masih diselenggarakan adalah pesantren. Diperkirakan dimulai pada abad ke-15, yaitu pada awal masuknya agama Islam ke Indonesia. Dalam pola pendidikan pesanten tidak dikenal adanya ijazah. Yang ada adalah pengakuan dari Kyai mengenai kemampuan santri yang dianggapnya telah menguasai ilmu. Pengakuan tentang mutu lulusan selanjutnya merupakan keputusan masyarakat (Zamakhsyari Dofier, 1994).
Pendidikan Taman Siswa awalnya merupakan pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai pendidikan terbuka karena misinya sebagai lembaga perjuangan menentang penjajahan dalam segala bentuknya. Pendidikan Taman Siswa dipelopori Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959), dengan mengembangkan sistem among, yaitu yang mendasarkan pada kodrat hidup anak dan kemerdekaan, dengan berpedoman pada Tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa.
Muhammad Syafei (1896 – 1969) mengembangkan dan menerapkan gagasan pendidikan di Kayutanam dengan dasar: (1) berpikir logis dan rasional serta meninggalkan cara berpikir mistis dan takhayul; (2) kebutuhan masyarakat; (3)kegunaan hasil pendidika untuk masyarakat; dan (4) tertanamnya rasa percaya diri dan berani bertanggung jawab. Sekolah Kayutanam memp[unyai dua jenjang, yaitu bawah dan atas. Kedua jenjang itu diberi pelajaran berupa pengetahuan dan pelajaran pratik. Bahan pelajaran diambil dari budaya bangsa Indonesia. Ciri khas pendidikan kayutanam ini adalah lulusannya tidak diberi ijazah, karena masyarakatlah yang menilai lulusan dan memberikan pengakuan (Waty Soemanto & Soeyarno, 1983).
Pada tahun 1950 pemerintah membentuk Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG) yang bertugas meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, dengan menyediakan berbagai macam paket belajar dalam bidang pendidikan. Lembaga ini sekarang dikenal dengan Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis. Pada tahun 1952 diselenggarakan pendidikan melalui radio olej Djawatan Pendidikan Masyarakat untuk keperluan eks pelajar pejuang. Program ini didukung RRI dan AURI yang menggunakan pemancar bergerak.
Pada periode PELITA I digariskan kebijakan dalam GBHN untuk digunakan siaran radio dan televisi untuk meningkatka mutu pendidikan. Menjelang akhir PELITA I pemeriintah menetapkan suatu kebijakan mengenalkan SKSD Palapa (Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa). Dengan SKSD Palapa berdasarkan penelitian dan surve, dapat dilakukan serangkaian kegiatan: (1) Penataran dan pengembangan pendidikan guru melalui sistem pembelajaran jarak jauh; (2) pengembangan pendidikan luar sekolah melalui media massa dalam rangka pendidikan sepanjang hayat; (3)mengembangakan tenaga terampil dan professional dalam bidang teknologi pendidikan; (4) mengembangkan program teknologi komunikasi di perguruan tinggi; dan (5) mengembangkan proyek percontohan penyajian pendidikan dengan menggunakan media massa.
Pada tahun 1972 diselenggarakan model pendidikan PAMONG (Pendidikan Anak olej Masyarakat, Orangtua, dan Guru) Program belajar mengajar dilaksanakan dengan prinsip: (10 belajar mandiri dengan menggunakan bahan belajar yang disusun berupa modul; (2) belajar kelompok sebaya dengan bantuan kakak kelas yang telah menguasai pelajaran yang bersangkutan; (3) kompetisi untuk berprestasi dengan tersedianya daftar kemajuan belajar yang diisi sendiri dan diketahui semua siswa; (4) fungsi guru sebagai pengelola kegiatan belajar yang membantu mengatasi masalah yang tidak terpecahkan oleh siswa sendiri; (5) menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar; dan (60) meningkatkan partisipasi masyarakat dengan melibatkan sebagai narasumber.
Pada tahun 1974 Direktorat Pendidikan Dasar pada Drjen PLSPO mengembangkan paket belajar KEJAR Paket A, disambung kejar Paket B. Istilah Kejar merupakan akronim Kelompok Belajar atau Bekerja Sambil Belajar, yang dapat pula diartikan sebagai upaya mengejar ketinggalan. Maksud dikembangkannya Kejar Paket A adalah untuk mempersiapkan wearga negara agar dapat berpartisipasi aktif dan positif di lingkungan masyarakat (Napitupulu, 1979).
Tahun 1974 Siaran radio ountuk guru SD diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang meliputi sebelas provinsi yang padat penduduknya dan yang sistem transportasi darat maupun laut sulit.
Pada tahun 1979 dirinitis SMP Terbuka di lima daerah, yaitu Kalianda (Lampung Selatan), Plumbon (Cirebon), Adiwerna (Tegal), Kalisat (Jember), dan Terara (Lombok Barat). Berdasarkan evaluasi komprehensif yang diselenggarakan tahun 1992, sistem SMP Terbuka memenuhi indikator kualitatif meliputi fleksibilitas, kelayakan, efesiensi, dan efektifitas (Kertasurya, 1992).
D. Profil Perkembangan Pendidikan Terbuka dan jarak jauh
Tahun 1976 diluncurkan SKSD Palapa sebagai pemicu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Misinya adalah untuk: (1) pemerataan kesempatan pendidikan dengan menjangkau tempat-tempat terpencil; (2) penerangan kepada masyarakat; (30 keperluan hiburan; (4) komunikasi data dan keperluan bisnis; dan (4) untuk keperluan hankam (Miarso, 1976)
Tahun 1996 diresmikan program “Nusantara 21” (N-21) oleh Presiden RI, yag merupakan jaringan komounikasi terpadu dengan menggunakan kerangka pendekatan: (1) memanfaatkan semua teknologi yang mendukung pembangunan di semua sektor dan (2) membentuk suatu jaringan maya informasi atau adimarga informasi yang menghubungkan seluruh pelosok Indonesia. Dengan sistem N-21 dikembangkan [pusat akses masyarakat yang meliputi gelombang lebar untuk telepon, gelombang lebar pusat bisnisjaringan perpustakaan elektronik, dan kios masyarakat multimedia. (Miarso, 2005).
Pada tahun 1999 dikembangkan penggunaan teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika) untuk kepentingan pendidikan dengan didirikan Yayasan Sekolah 2000 dengan misi memperkenalkan internet kepada siswa dan guru di seluruh Indonesia, yang diprakarsai Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Mereka mempercayai bahwa internet dapat menjadi alat ampuh dalam mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan.
Di lingkungan perguruan tinggi telah dikembangkan penggunaan telematika. Misalnya ITB dan UI telah memanfaatkan jaringan telematikauntuk keperluan penelitian dan pembelajaran. Universitas terbuka telah memanfaatkan jaringan surat elektronik untuk keperluan komunikasi dan tutorial. Universitas Bina Nusantara dan PETRA telah memanfaatkan jatringan telematika untuk berbagai proses belajar dan pembelajaran, termasuk penyajian bahan belajar, bimbingan tutorial, manajemen pembelajaran, da penilaian hasil belajar. Lembaga pendidikan Pusat Pengembangan manajemen (PPM) dan Institut Bankir Indonesia (IBI) telah menyelenggarakan pendidikan pprofesi lanjut jarak jauh.
Sejak tahun 1994 telah dikembangkan Indonesian Distance Learning Network (IDLN) berkedudukan di Pustekom Diknas. Misinya yaitu mengkoordinasikan segala aspek pengembangan system belajar jarak jauh. Forum ini diketuai Depag, Depkes, Depnaker, Depdagriotda, Deperindag, PT Telkom, dan Universitas Terbuka. Miasi yang semula terbatas hanya di Indonesia, tahun 1997 dijadikan cikal bakal berdirinya SEAMOLEC (Southeast Asian Ministers of Education Organizatian Open Learning Center), yang membantu negara anggoto mengidentifikasi masalah pendidikandan mencari jalan pemecahan melalui penyebaran dan peggunaan system pendidikan terbuka dan jarak jauh secara efektif. Secara regional, Indonesia dipercaya untuk menggkoordinasikan pengembangan dan peyebaran system pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah memungkinkan berbagai pilihan pemanfaatan, yang meliputi; perpustakakan elektronik, surat elektronik, ensiklopedia digital, pembelajaran multimedia interaktif, teleedukasi dan latihan jarak jauh, pengelolaan system informasi dalam jaringan, dan konferensi video jarak jauh.
E. Paradingma Pengembangan Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
Sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh dirancang dengan pendekatan yang berbeda dari system pendidikan tatap muka. Komponen yang perlu mendapat perhatian khusus adalah: (1) Visi, misi, dan tujuan; (b) bentuk, modus, dan cakupan program; (3) system penyelenggaraan; dan (4) manajemen mutu dan akreditasi. Pemahaman yang tepat ata komponen pengembangan tersebut diperlukan sebagai dasar penyusunan peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh pada semua jenjang, jenis, dan jalur pendidikan.
1. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam konteks system pendidikan nasional adalah terwujudnya pranata social yang memungkinkan peserta didik/warga belajar untuk memperoleh pendidikan semua jenis, jalur, dan jenjang secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan karakteristiknya.
Misi yang diemban dalam system pendidikan terbuka dan jarak jauh mencakup; (1) menyediakan berbagai pola, modus, dan cakupan program pendidikan terbuka dan jarak jauh untuk melayani kebutuhan masyarakat; (2) mengembangkan mendorong terjadinya inovasi berbagai proses belajar pembelajaran dengan aneka sumber belajar; dan (3) mengembangkan mekanisme manajemendan pengendalian mutu pendidikanyang diselenggarakan pada tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi, serta pendidikan jalur luar sekolah.
Tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui penyelenggaraan pendidikan system belajar terbukan dan jarak jauh paa semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Diharapkan sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh dapat mengatasi masalah kesenjangan pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, relevansi, dan efesiensi dalam manajemen pendidikan yang disebabkan factor hambatan seperti: kondisi, jarak, tempat, dan wakktu.
2. Pola, Modus, dan Cakupan
Pendidikan terbuka dan jarak jauh diselenggarakan dengan berbagai pola pembelajaran, yang mengandalkan tersedianya aneka sumber. Yang mencakup penyelenggaraan pembelajaran melalui korespondensi, bahan cetak, rdio, audio/video, TV, bantuan komputer, dan multimedia jaringan internet.
Modus penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh ada mpat, yaitu moul tunggal, modus danda, modus jaringan, dan modus beragam. Modus tunggal adalah pelayanan pendidikan kepada peserta didik/warga belajar dilaksanakan sepenuhnya dengan melalui satu cara, yaitu dirancang khusu untuk melayani peserta didik/warga belajar di tempat tinggalnya.
Modus ganda adalah layanan pendidikan kepada peserta didik/warga belajar dilaksanakan melalui tatap muka langsung maupun tidak langsung, baik melaui media satu arah maupun dua arah. Modus jaringan adalah layanan pendidikan kepada peserta didik/warga belajar dilaksanakan melalui kolaborasi antarlembaga pendidikan, baik perancangan program, pengembangan bahan beklajar, proses pembelajaran, penilaian, paroduksi dan distribusi bahan ajar, dan penyediaan jasa pelayanan pendidikan.
Modus beragam adalah elajar berbasiskan aneka sumber. Sumber ini yang harus dicari sendiri oleh peserta didik/warga belajar, dan sudah ada yang tersedia, baik secara khusus mupun secara umum. Modus ini juga merupakan gabungan dari ketiga modus sebelumnya.
Cakupana sistem pendidikan terbukan dan jarak jauhberupa penyelenggaraan pendidikanuntuk beberapa amata pelajaran, program studi, atau kesatuan program pendidikan secara penuh menurut jenjang dan jenis dalam system pendidikan nasional. Lembaga pendidikan dengan sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh dengan modus ganda dapat mencakup beberapa mata pelajaran atau program studi sedangkan modus tunggal menawarkan semua program pendidikan dalam tatanan satuan kelembagaan pendidikan jalur sekolah dan luar sekolah pada pendidikan dasar, menengah dan tinggi, dengan jenis pendidikan umum, kejuruan, atupun kaagamaman. Modus jaringan dapat mencakup pada beberapa mata kuliah an program pendidikan sesuai spesialisasi masing-masing lembaga yang menjadi konsorsium.
3. Sistem Operasional
Dalam sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh terdapat empat komponen system operasional, yaitu: pengelolaan peserta didik/warga belajar, sumber belajar, dukungan pelayanan, dan penilaian hasil dan dampak pendidikan. Dengan prinsip peserta didik/warga belajar bebas menentukan sendiri kapan ia akan mulai belajar, bagaimana cara belajar, dari siap menerima pelajaran, dan sebagainya. Pengembangan sumber belajar dilakukan dengan mengetahui karakteristik umum peserta didik/warga belajar dengan melakukan analisis mengenai sumber apa yang diperlukan dan telah terseia serta dengan mempertimbangan skala ekonomi.
Dukungan layanan pendidikan berarti adanya orang tua atau organisasi yang dapat membantu peserta didik/warga belajaruntuk memperoleh kemudahan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta kegiatan akademik lainnya. Penilaian hasil dan dampak belajar dalam system pendidikan tradisional sering dinyatakan dengan angka an rapot atau ijazah. Dalam sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh tidak menerbitkan ijazah, atau penilaian lulusan dilakukan oleh masyarakat.
4. Manajemen Mutu dan Akreditasi
Penyelenggaraan sistem pendidikan terbukan dan jarak jauh menuntuk system manajemen mutu dan akreditasi secara khusus. Manajemen mutu diarahkan pada pengendalian mutu lulusan agar memenuhi standar kompetensi yang ditentukan secara nasional, sedangkan akreditas diarahkan pada penjaminan mutu pelayanan pendidikan. Manajeman mutu mencakup penentuan kompetensi lulusan, kompetensi bahan ajar, kompetensi mata pelajaran, dan struktur organisiasi kurikulum.
Kompetensi lulusan memuat standar akademik, keterampilan hidup, kecakapan moral dan karakter, kebiasaan hidup sehat, semangat kerja sama, apresiasi seni dan budaya, serta tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kompetensi bahan ajar memuat standar dasar yang harus dikuasai peserta didik/warga belajar melalui erangkaian prgaram belajar pembelajaran. Kompetensi bahan ajar didukung kompetensi mata pelajlaran yang perlu dikuasai peserta didik/warga belajar pada setiap tingkat kelas pendidikan, yang memuat stantar kompetensi kogniti9f, afektif, dan psikomotorik.
Aspek akreditas adalah kelayakan program pendidikan atau satuan pendidikan terbuka dan jarak jauh dinilai dari struktur program kurikulum, jumlh dan kualifikasi tenaga pengajar dan staf, kualiltas bahan ajar, penyediaan sarana pendukung, seperti perpustakaan dan fasilitas praktikum, pelayanan bantuan belajar dan tutorial, dan, peyelenggaraan ujian. Sedangkan kelayakan satuan kelembagaan dinilai berdasarkan pada kemampuan dalam mengelola dan menyelenggarakan pelayangan pedidikan berdasarkan standar minimal penidikan dan manajemen berbasis sekolah.
F. Penyelenggaraan Pendidikan Terbuka & Jarak Jauh
Sistem pendidikan terbukan dan jarak jauhdapt diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada pendidikan dasar, menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pendidikan kedinasan, pndidikan keagamaan, dan pendidikan berkelanjutan.
1. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar bertujuan mengembangkan potensi dan kapasitas belajar peserta didik/warga belajar, antara lain meliputi rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi, dan kesadaran diri. Di samping itu, pendidikan dasar perlu dioptimalkan untuk mengembangkan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, dan bernalar serta keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat.
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tiongkat dasar harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan tingkat perkembangan peserta didik/warga belajar. Semuanya itu pada hakekatnya menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya. Salah satu aspek pertumbuhan yang perlu mendapat perhatian adalah pentingnya program pembinaan dan pembimbingan mengingat perkembangan kematangan anak masih dalam periode awal. Pembinaan dan pembimbingan itu juga dalam konteks belajar mandiri.
2. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah diselenggarakan sebagai kelanjutan pendidikan dasar, yang berfungsi menyiapkan peserta didik/warga belajar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan berinteraksi secara produktif dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitar atau melanjutkan ke jenjang pendidikan y ang lebih tinggi. Pendidikan menengah ini meliputi SLTP dan SLTA. Pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat menengah diselenggarakan dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan peserta didik/warga belajar dan berorientasi pda pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk memasuki dunia kerja. Karakteristik proses pembelajaran mandiri merupakan proses pendewasaan dalam berbagai aspek, baik akademik maupun kesiapan menghadapi dunia kekrja.
3. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menegah yang menekankan pada pengembangan kemampuan akademik dan keterampilan professional sebagai bekal untuk memasuki8 dunia kerja. Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh memperhatikan karakteristik program studi dan peserta didik/warga belajar juga mengacu pada pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, termasuk dalam mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih jauh lagi sepenuhnya harus mencerminkan kemandirian peserta didik/warga belajar dalam proses belajar pembelajaran yang mengarah pada pembentukan kepribadian dan sikap hidup yang mandiri.
4. Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah menekankan pada pelayanan pendidikan kepad warga masyarakat yang tidak dapat dilayani kebutuhan pendidiknnya melalui jalur sekolah. Pendidikan luar sekolah diselenggarakan pada satuan pendidikan luar sekolah yang dapat terdiri atas kelompok belajar, kursus, penitipan anak, kelompok bermain, da satuan pendidikan sejenis. Hasil pendidikan luar sekolah diakui setara dengan pendidikan jalur sekolah.
5. Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan menekankan pada peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departetmen atau lebaga pemerintah nondepartemen. Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada pendidikan kedinasan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan keprofesian, dan memperluas wawasan, tanpa harus meninggalkan tempat kerja.
6. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan menekankan pada pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan bagi anggota masyarakat termasuk peserta didik/warga belajar.Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh ditujukan untuk memperluas dan memperkuat pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan bagi semua warga masyarakat. Pendidikan keagamaan tidak sekadar berisi kaiaah-kaidah agama, tetapi juga norma kehidupan beragama: saling menghargai, saling menyayangi, dzan sebagainya.
7. Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik/warga belajar dewasa untuk mengikuti perkembangan yang terjadi dalam lingkungannya. Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh pada pendidikan berkelanjutan dapat dilakukan secara berencana maupun dimanfaatkan tanpa rencana untuk menambvah pengetahuan, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan dan keprofesionalan untuk diri sendiri maupun untuk lingkungannya. Pendidikan berkelanjutan berencana contohnya pendidikan profesi atau fungsional dalam jajaran birokrasi. Sedangkan pendidikan berkelanjutan yang memanfaatkan sumber-sumber yang ada lebih merupakan usaha mandiri, misalnya mengakses informasi dalam jaringan maya.

BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh dalam berbagai jenjang, jalur, dan jenis mempunyai prospek yang cerah, dalam rangka memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk mengembangkan potensi diri secara optimal serta untuk mengikuti perkembangan global, tanpa harus mengutamakan adanya pengakuan berupa ijazah atau sertifikat.
B. Saran
1. Hendaknya penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh lebih memanfaatkan perkembangan komunikasi dan teknologi informasi
2. Penganguan kemampuan dan keterampilan lulusan hendaknya tidak semata-mata berupa ijazah atau sertifikat, tetapi lebih pada unjuk kerja yang ditunjukkan dalam kehidupan dalam lingkungannya.

Daftar Pustaka

Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyebai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Ellul, Jajyues. 1969. The Technological Society. New York: Alfred A. Knopf.
Miarso, Yusufhadi. Dkk. 1998. Jaringan dan Sistem Informasi Nusantara 21: Aplikasi Bidang Pendidikan. Jakarta: Yayasan Litbang Telekomunikasi dan Telematika, naskah untuk penerbitan.
Zamaksyari, Dhofier. 1994. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.
Hppt/fauzi/guruonline.net

(TUGAS KELOMPOK: MATA KULIAH TKI)Oleh: Sumarji, Sarbowo, Jumadi, Mukono, Catur Eka

Tidak ada komentar: